Blognya Anak ManaGemenT

Museum Sai Bumi Ruwa Jurai

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On Senin, 02 Agustus 2010 0 komentar


Museum lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata sejarah yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi. Terletak dijalan z.a. pagaralam 5 kilometer disebelah utara pusat kota tanjungkarang dan hanya 400 meter dari terminal bus rajabasa.

koleksi yang dapat dijumpai adalah benda-benda hasil karya seni, keramik dari negeri siam dan china pada zaman dinasti ming, stempel dan mata uang kuno pada masa penjajahan belanda dll. Koleksi-kolksi tersebut berjumlah 2.893 buah meliputi benda-benda geologi, biologi, etnografi, arkeologis, dan lainnya.

Museum ruwa jurai dibuka setiap hari kecuali senin dan hari-hari besar.

Kerajinan dan Makanan Khas Lampung

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On 0 komentar


Kain tapis merupakan kain khas lampung yang ditenun dari benang sutera, kapas atau serat nenas dan dikerjakan secara manual. Kain yang dihasilkan itu disulam dengan benang emas atau benang perak sulam polos dengan berbagai motif. Motif dan benang yang digunakan akan menunjukkan nama dari tapis tersebut.

pusat kerajinan dan penjualan kain tapis serta sulaman khas lainnya seperti sulam usus dapat diperoleh di sanggar tapis, gallery dan toko-toko cinderamata di kota bandar lampung, kota bumi dll.

disamping itu dikenal pula satu kerajinan batik di lampung yaitu sebage yang mempunyai ragam khas dan corak warna dengan berbagai variasi motif. Bahan dasar yang di pergunakan adalah sutera dan katun.

Makanan khas lampung seperti sambal, lempok, keripik pisang dll dapat diperoleh di toko-toko yang menjual makanan khas asli lampung yaitu disekitar klenteng telukbetung, supermarket, hotel dll.

SWOT Analysis

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On 0 komentar

Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Supaya lebih jelas, berikut saya lampirkan juga pengertiannya menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, yaitu Fredy Rangkuti. Kurang lebih seperti ini :

“Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”.

Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :
1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang.
2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term improvement plan).

Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil analisa dapat menyebabkan dilakukan perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.

Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan.

Dilain pihak perlu diperhatikan faktor-faktor eksternal yang akan dihadapi yaitu peluang-peluang atau kesempatan yang ada atau yang diperhatikan akan timbul dan ancaman atau hambatan yang diperkirakan akan muncul dan mempengaruhi usaha yang dilkaukan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisa :

Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)

Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.

Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)

Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.

Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)

Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.

Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)

Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang.

Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.

Kurang lebih seperti itu penjelasan saya mengenai SWOT Analysis ini, namun yang harus di ingat adalah sering sekali terjadi kekeliruan mengenai penentuan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Selain harus benar-benar jujur dalam pengisiannya, kebanyakan suka terjebak pada teori yang ada. Misalkan, untuk kekuatan dan kelemahan yang katanya dilihat dari internal. Nah untuk itu kebanyakan yang melakukan analisis SWOT ini dalam mengisi kekuatan dan kelemahannya hanya melihat internal saja. Sebenarnya ini keliru, karena sebenarnya ketika kita melakukan listing kekuatan dan kelemahan dalam organisasi kita, sebaiknya dibandingkan dengan pihak eksternal. Kenapa? Begini ceritanya, misalkan karyawan di perusahaan kita semuanya lulusan S1. Ini bisa saja oleh perusahaan tersebut di sebut kekuatan apabila tidak dibandingkan dengan perusahaan lain. Tetapi, ketika kita bandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis ternyata perusahaan tersebut sudah S2 semua karyawannya, ini bukan kelebihan lagi tapi sudah menjadi kelemahan. Begitu juga untuk peluang dan ancaman, sebenarnya ini juga harus melihat internal. Kenapa? Nah yang ini begini ceritanya hehehe.. Misalkan seperti sekarang kan lagi musim pemilu tuh, nah ini kan menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan sablon dan percetakan. Namun, apabila perusahaan tersebut secara internal tidak siap dalam menangkap peluang ini, maka ini akan menjadi ancaman, karena perusahaan lain akan mengambil peluang ini dan akan jauh lebih maju karena mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari pada perusahaan kita.

Sumber : http://e-je.blogspot.com/

MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA PERSPEKTIF HISTERIS

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On 0 komentar

1. Sumberdaya manusia dalam perspektif historis
MSDM sebagai fenomena dalam organisasi sudah ada sejak tahun 1915, yang ditandai dengan munculnya aktivitas – aktivitas di sekitar masalah personalia. MSDM merupakan hasil penemuan dari Peter Drucker dan Douglas Mc.Gregor pada tahun 1950 – an. Karya Drucker The Practice of Management (1955) mengetengahkan manajemen melalui sasaran (Manajemen by Objective). Menurutnya manajemen yang efektif harus mengarah pada pandangan dan usaha semua manajer ke arah tujuan bersama. Konsep tersebut menjadi dasar bagi MSDM.
Semua yang berkembang di organisasi – organisasi public adalah manajemen personalia (Personal Manajement), namun menjelang abad XXI ini tampaknya ada kecenderungan pengertian ke arah MSDM. Menurut Gomes (1995) pergantian istilah dari manajemen personalia ke MSDM dianggap sebagai suatu gerakan yang mencerminkan pengakuan adanya peranan vital dan semakin pentingnya sumberdaya manusia dalam pengolahan sumberdaya manusia secara efektif. Tuntutan akan kualitas pelayanan, kinerja yang tinggi otomatis harus dibarengi dengan kemampuan sumberdaya manusia yang baik. Dengan demikian, setiap organisasi sebaiknya mengembangkan MSDM.

2. Terminologi MSDM
Untuk menjelaskan MSDM tidak terlepas dari studi manajemen personalia. Perkembangan studi di dasari oleh manajemen klasik dengan tokoh Robert Owen (1771 – 1858) dan Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915). Dilihat dari bentuk aktivitasnya, personalia memiliki objek studi tentang pegawai pada suatu organisasi. Analisis tentang kerja manusia selanjutnya merupakan bagian penting yang melekat pada objek tersebut. Pemikiran Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915) mengemukakan karya yaitu Principals of Scientific Management. Menurut Taylor, ada 5 langkah yang sebaiknya ditempuh guna meningkatkan produktivitas perusahaan, yaitu seleksi orang, menemukan metode kerja yang paling baik, merancang sarana kerja yang cocok serta memanfaatkannya, melatih dan memotivasi karyawan.
Frank Gilbert (1868 – 1924) yang mengetengahkan konsep Management System yang menitikberatkan pada kepribadian dan lingkungan kerja sebagai factor penentu produktivitas seseorang. Elthon Mayo (1880 – 1949) melalui hasil penelitiannya yang terkenal dengan nama Hawthorne Experiment menyimpulkan bahwa orang dapat mencapai produktivitas tinggi bila menyadari bahwa dirinya memperoleh pengakuan dan penghargaan, dan para pegawai akan mengembangkan norma – norma resmi.
Perkembangan manajemen personalia juga diilhami oleh pendapat – pendapat di atas dan diperkuat dengan sumbangan ahli prsikologi, misalnya Abraham Maslow (1908 – 1970). Teori hierarkhi kebutuhan manusia, yang terdiri atas 5 tingkatan. Pada level terbawah adalah kebutuhan fisiologis seperti makan, minum dan papan (perlindungan). Level kedua kebutuhan akan keselamatan. Level ketiga kebutuhan social, level keempat kebutuha pengakuan dan penghargaan, dan kebutuhan tertinggi adalah aktualisasi diri. Maslow kemudian menambahkan satu dasar kebutuhan lagi, dan ini yang kemudian menjadi dasar terbesar, yaitu Metamotivation. Manusia tidak pernah memuaskan kebutuhannya, dan itulah yang menjadi factor pendorong manusia untuk memilki motivasi kerja yang tinggi untuk bekerja. Sigmund Freud berpendapat bahwa manusia itu cenderung bersifat negatif, bersifat ceroboh, penuh nafsu, agresif dan tidak bertanggung jawab. Berawal dari kedua pendapat yang kontroversial ini, selanjutnya Douglas Mc.Gregor membangun teori X dan Y. Menurut Douglas, manusia yang bertipe X adalah bersifat negative, sebaliknya manusia bertipe Y bersifat positif. Douglas mempergunakan teori X dalam konteks organisasi system tertutup, dan teori Y dalam konteks organisasi system terbuka.
MSDM adalah istilah modern yang muncul pada kurun waktu 1970 – an dan diterima secara luas pada tahun 1969 pada saat perhimpunan Amerika untuk administrasi personalia (American Society for Personal Administration, ASPA) namanya menjadi perhimpunan untuk MSDM atau disebut Society for Human Resurce Management (SHRM). MSDM mencakup masalah – masalah yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan, dan perlindungan terhadap sumberdaya manusia. Sedangkan manajemen personalia lebih banyak berkaitan dengan sumberdaya manusia yang berada dalam perusahaan – perusahaan, yang mempelajari dan mengembangkan cara – cara agar manusia dapat secara efektif diintegrasikan ke dalam berbagai unit organisasi guna mencapai tujuan – tujuannya.
MSDM disektor public berusaha mengungkap manusia sebagai sumberdaya seutuhnya dalam konsepsi pembangunan bangsa yang utuh dan menyeluruh.

mengenal manajemen sumber daya manusia

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On 0 komentar



Our most important asset is our great people. Hampir semua pemilik perusahaan tentu sepakat dengan pernyataan tersebut. Bicara tentang orang sebagai aset tentunya bermuara ke Bagian Sumber Daya Manusia atau banyak orang menyebut dengan istilah asing HRD. Keduanya sama persis tiada beda dan bebas-bebas saja mau pakai istilah yang mana.

Bila berbicara tentang SDM, tentu tidak hanya berbicara aspek sempit/ fisik semata, namun juga memandang SDM secara holistik dengan melihatnya dalam berbagai dimensi yakni physical being, social being, human being, emotional being dan spiritual being. Sehingga lebih tepat jika SDM disebut sebagai makhluk multidimensi.

Catatan ini adalah oleh-oleh saat temu darat yang saya ikuti pada hari Sabtu, 11 April 2008 di First Asia Consultant di Wisma 76 lt 18 Slipi. Temu darat komunitas SDM yang tergabung dalam SDMList mengadakan program opensource OJT HRD untuk praktisi SDM dihadiri 13 orang 2 orang diantaranya eks tempat saya kerja dulu di matahari dep. store. Karena opensource alias tidak komersial, maka biaya yang dikeluarkan sangat murah. Seharga makan siang dan kopi materi saja. Ini yang membedakan milis SDMList dengan milis & komunitas hrd lainnya.Zamrony Madjid praktisi HRD dari Toyota Astra Motor yang jadi fasilitatornya

Konsep OJT HRD mengacu pada IMAN ILMU AMAL , ketika kita menjadi diri beriman maka berusaha untuk bisa mendapat ilmu sebaik mungkin juga dan ilmu tersebut sangat dirasakan bermanfaat kalau telah diamalkan buat orang lain atau yang membutuhkan. Maka dalam program itu di semua peserta diminta mengamalkannya langsung di perusahaan tempat ia bekerja.Kalaupun perusahaan tidak bisa memfasilitasi untuk tempat praktek, tentunya ilmunya bisa dipakai kemudian alias ia menjadi selemah-lemahnya beriman karena tidak bisa mempraktekkannya langsung.

Istilah HR atau HRD adalah trend dalam 10 - 15 Tahun terakhir orang dulu mengenal Personalia atau Kepegawaian dan yang saat itu banyak mengerjakan proses administrasi kepegawaian , namun sesuai perkembangan jaman saat ini HR adalah partner dari semua elemen dari sebuah perusahaan atau masyarakat luas ( hasil yang didapat seorang SDM punya manfaat untuk orang ) atau boleh dibilang sebagai Strategic Partner, Business Partner dimana saat ini masih ada kegiatan HR hanya pada proses admnistrasi saja sementara proses
pengembangan SDM belum terasa kesentuh dan itu juga didasari komitmen perusahaan.

Juga dibahas tentang Man Power Planning salah satunya yang menarik adalah bagaimana kita menjadikan iklim kegiatan ketenagakerjaan kita lebih punya nilai jual (Nilai jual seorang Sumber Daya Manusia) dari mulai proses yang sederhana tentang perencanaan kerja kemudian development ( atau Proses improvement ) sehingga benar benar terasa manfaatnya.

Berbicara tentang trend Human Resources Management tidak lepas dari Manajemen SDM Berbasis Kompetensi setidaknya hal berikut ini yang jadi fokus utama sebagai reference materi yang bisa untuk digali (siapa tahu ada emasnya …)

1. Disain Jabatan (Job Design),…….Bagaimana suatu pekerjaan akan didisain sehingga meningkatkan kapabilitas organisasi?
2. Perekrutan dan Seleksi SDM (Recruitment & Selection)……Kompetensi apa yang perlu disediakan individu melalui proses rekrutmen? Siapa diantara kandidat yang paling memiliki kompetensi sesuai kebutuhan organisasi?
3. Penilaian Kinerja, Pengembangan Kinerja dan Pengelolaan Kinerja (Performance Management)…..Apa yang dapat kita pelajari dari kompetensi karyawan terhadap kinerja mereka? Apa pengembangan kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja? Apa pengaruh celah kompetensi (competency gap) terhadap kinerja?
4. Remunerasi dan Penghargaan (Remuneration & Reward)……Bagaimana tingkat salary yang dibutuhkan sesuai kompetensi karyawan? Bagaimana kinerja karyawan diberi penghargaan?
5. Analisa Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis)…….Apa kompetensi yang perlu didapatkan karyawan nanti, agar mereka dapat meningkatkan produktifitas organisasi / perusahaan? Jenis pelatihan apa yang diperlukan berdasarkan competency gap yang mereka miliki?
6. Pelatihan dan Pengembangan (Training & Development)…..Strategi pelatihan apa yang tersedia dalam rangka memfasilitasi kompetensi yang dibutuhkan? Seberapa efektif strategi dan metode training yang diberikan untuk mengembangkan kompetensi?
7. Perencanaan Suksesi (Succession Planning)…..Siapakah yang memiliki profil kompetensi yang paling tepat untuk menggantikan kepemimpinan di dalam perusahaan?
8. Rotasi, Terminasi (Redeployment)……Bagaimana mengelola penempatan kembali karyawan?

Aktifitas-aktifitas manajemen diatas biasanya berbasis kriteria yang berbeda, dan tentu saja konsekuensinya seringkali aktifitas tersebut tidak terkait satu sama lain secara efektif. Sebagai contoh, kriteria yang digunakan untuk memilih seseorang menduduki jabatan tertentu, mungkin tidak cocok dengan ketrampilan/pengetahuan yang dibutuhkan dalam jabatan tersebut. Atau bisa jadi pelatihan yang karyawan pernah ikuti mungkin tidak sesuai dengan ketrampilan/pengetahuan yang dibutuhkan untuk karir masa depan mereka.

Atas dasar itulah, kompetensi menyediakan sebuah jalan yang dapat meyakinkan bahwa aktifitas-aktifitas terpisah tersebut dapat diintegrasikan dan dikaitkan satu sama lainnya.

supaya implemented, maka diakhir sesi semuanya deberi tugas rumah sekaligus kemungkinan untuk diimplementasikan di kantornya masing-masing. semoga ojt berikutnya tetap difasilitasi oleh kantor.. amiin

PENDIDIKAN SEKARANG DAN MASA DEPAN

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On 0 komentar

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan.

Mempertimbangkan pendidikan anak-anak sama dengan mempersiapkan generasi yang akan datang. Hati seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik yang tidak bergambar apa-apa, siap merefleksikan semua yang ditampakkan padanya.

Empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal, yaitu: (1) learning to Know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).

Dalam rangka merealisasikan `learning to know`, Guru seyogyanya berfungsi sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan sebagai teman sejawat dalam berdialog dengan siswa dalam mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu.

Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimilikinya, serta bakat dan minatnya. Walaupun bakat dan minat anak banyak dipengaruhi unsur keturunan namun tumbuh berkembangnya bakat dan minat tergantung pada lingkungannya. Keterampilan dapat digunakan untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan dalam mendukung keberhasilan kehidupan seseorang.

Pendidikan yang diterapkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan dari daerah tempat dilangsungkan pendidikan. Unsur muatan lokal yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan daerah setempat.

learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Bagi anak yang agresif, proses pengembangan diri akan berjalan bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Sebaliknya bagi anak yang pasif, peran guru dan guru sebagai pengarah sekaligus fasilitator sangat dibutuhkan untuk pengembangan diri siswa secara maksimal.

Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima (take and give), perlu ditumbuhkembangkan. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya proses “learning to live together” (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era globalisasi/era persaingan global. Perlu pemupukkan sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama agar tidak menimbulkan berbagai pertentangan yang bersumber pada hal-hal tersebut.

Dengan demikian, tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian diharapkan dapat mendudukkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia di era globalisasi ini.

Mengenai kecenderungan merosotnya pencapaian hasil pendidikan selama ini, langkah antisipatif yang perlu ditempuh adalah mengupayakan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, serta perbaikan manajemen di setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah, khususnya di kabupaten/kota, seyogyanya dikaji lebih dulu kondisi obyektif dari unsur-unsur yang terkait pada mutu pendidikan, yaitu:

(1) Bagaimana kondisi gurunya? (persebaran, kualifikasi, kompetensi penguasaan materi, kompetensi pembelajaran, kompetensi sosial-personal, tingkat kesejahteraan);

(2) Bagaimana kurikulum disikapi dan diperlakukan oleh guru dan pejabat pendidikan daerah?;

(3) Bagaimana bahan belajar yang dipakai oleh siswa dan guru? (proporsi buku dengan siswa, kualitas buku pelajaran);

(4) Apa saja yang dirujuk sebagai sumber belajar oleh guru dan siswa?;

(5) Bagaimana kondisi prasarana belajar yang ada?;

(6) Adakah sarana pendukung belajar lainnya? (jaringan sekolah dan masyarakat, jaringan antarsekolah, jaringan sekolah dengan pusat-pusat informasi);

(7) Bagaimana kondisi iklim belajar yang ada saat ini?.

Mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan melakukan serangkaian pembenahan terhadap segala persoalan yang dihadapi. Pembenahan itu dapat berupa pembenahan terhadap kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal, menerapkan konsep belajar tuntas dan membangkitkan sikap kreatif, demokratis dan mandiri. Perlu diidentifikasi unsur-unsur yang ada di daerah yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi proses peningkatan mutu pendidikan, selain pemerintah daerah, misalnya kelompok pakar, paguyuban mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat daerah, perguruan tinggi, organisasi massa, organisasi politik, pusat penerbitan, studio radio/TV daerah, media masa/cetak daerah, situs internet, dan sanggar belajar.

Sumber: www.pendidikan.net
Penulis: M. Sobry Sutikno (Mahasiswa S.3 UNJ / Direktur Eksekutif YNTP Research and Development NTB)

PERANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN PATAR SELAMAT III

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On 0 komentar

Pendidikan sebagai suatu team work yang saling berkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, tentu membutuhkan pengelolaan yang professional. Manajemen merupakan salah satu komponen vital bagi semua aspek pendidikan. Mekanisme manajemen yang kurang bagus akan sangat berpengaruh terhadap mutu atau output pendidikan. Dengan melaksanakan manajemen tersebut secara professional diharapkan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam pembahasan skripsi ini penulis membagi dua bagian. Pertama, permbahasan secara teoritis yang membahas studi kepustakaan dan memfokuskannya kapada teori keilmuan yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Kedua, pembahasan secara empiris, yaitu menyimpulkan data dari hasil penelitian yang meliputi pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolah yang bersangkutan, faktor penunjang dan penghambat pelaksanaannya, dan peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mengadakan metode observasi, interview dan dokumenter. Sedangkan untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan penulis menggunakan analisa “reflektif thinking”, karena jenis data pada penelitian ini adalah jenis data kualitatif.
Berdasrkan pada data yang diperoleh dari hasil analisa data, diketahui bahwa pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik sudah baik sehingga dapat berperan terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Terlihat dari hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Sebagai bahan pikiran maupun pertimbangan, beberapa saran yang dianggap penting bagi SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik seyogyanya tugas masing-masing personal harus dioptimalkan, perlu diciptakan kerja sama yang baik dan suasana sekolah yang kondusif guna mengembangkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai yang ideal (Abdullah Fadjar, 1994 : 141). Dalam tata kehidupan yang berkembang semakin rumit, proses dan sistem pendidikan sukar berjalan dengan mulus, karena akan terantuk dengan persoalan demi persoalan yang siap menghadang lajunya proses pencapaian tujuan pendidikan.
Rangkaian kejadian-kejadian di sekitar, yang bersifat lokal sampai yang bersifat global yang merefleksikan kualitas manusia di bawah standar ideal, merupakan bukti ketidakmulusan proses dan sistem pendidikan. Bahkan persoalan-persoalan yang selalu timbul menjadi bom waktu yang setiap saat siap meledak dan menghancurkan sistem pendidikan kapan saja.
Kita memang harus prihatin dengan kenyataan yang ada, namun itu saja tidak cukup, tentunya harus disertai dengan menanggapi persoalan-persoalan pendidikan yang timbul. Namun yang pasti diharapkan tumbuhnya suatu kreatifitas yang secara terus menerus berusaha mengembangkan sistem pendidikan.
Agar suatu sistem dapat bekerja dengan baik, dibutuhkan adanya perencanaan dan pengorganisasian yang baik dan teratur. Semua manusia yang terlibat didalamnya harus terorganisasi melalui perencanaan terlebih dahulu sehingga mereka mempunyai tanggung jawab dan wewenang serta hak dan kewajiban, sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing. Dalam kegiatan ini diperlukan pula adanya koordinasi dan pengawasan atau supervisi yang baik dari pimpinan. Keempat kegiatan tersebut merupakan fungsi pokok dari manajemen. Dengan kata lain jika keempat fungsi tersebut bias diterapkan dengan baik sebagaimana mestinya, maka suatu sistem akan bekerja dengan baik pula.
Sistem merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan (Tadjab, 1994 : 33). Sedangkan manajemen adalah proses untuk menyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu (Ngalim P, 1995 : 6).
Setiap sistem pasti memiliki tujuan, dana semua kegiatan dari komponen-komponen atau bagian-bagiannya adalah diarahkan untuk menuju tercapainya tujuan tersebut. Pendidikan sebagai salah satu sistem berarti pendidikan jelas juga mempunyai tujuan. Adapaun tujuan pendidikan nasional menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 4 adalah :
“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, estetis, dan demokratis serta memiliki rasa kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Manajemen merupakan salah satu komponen vital sebuah lembaga pendidikan maupun institusi-institusi yang lain. Mekanisme manajemen yang jelek akan sangat berpengaruh terhadap mutu atau out-putnya. Pendidikan dapat dikatakan berkualitas jika berhasil menelorkan out-put atau lulusan yang sesuai dengan tujuan atau cita-cita pendidikan itu sendiri, sedangkan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dalam proses pendidikannya banyak kendala yang dihadapi oleh manajer dalam hal ini adalah kepala sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien, maka diperlukan diantaranya adanya manajemen yang professional. Dengan melaksanakan manajemen pendidikan tersebut, secara professional diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain kondisi sekolah yang masih dalam tahap perkembangan, sementara itu lingkungan sudah mulai masuk dalam bentuk kehidupan yang mulai modern, maka tuntutan masyarakatpun semakin kompleks. Lemahnya kualitas pendidikan termasuk di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, mungkin disebabkan oleh lemahnya peran manajemen dan pengelolaan pendidikan secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengantisipasi problem yang berkelanjutan dalam bidang pendidikan, dibutuhkan pembenahan-pembenahan terhadap semua unsur yang ada, termasuk pembenahan dalam bidang manajemennya. Dalam rangka untuk memotivasi pengembangan aspek managerial pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura tersebut, maka penelitian ini urgent (penting) utnuk dilakukan dengan diberi judul :
“PERANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SDN PATAR SELAMAT III KECAMATAN SANGKAPURA”.

B. RUMUSAN MASALAH
Bertolak dari uraian latar belakang masalah diatas dan supaya permasalahan dalam penelitian ini dapat terjawab secara akurat, maka permasalahan yang akan kami angkat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura?
2. Bagaimana peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura?
3. Apa saja faktor penunjang dan penghambat implementasi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura?

C. TUJUAN PENELITIAN
Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan yang berfungsi sebagai pedoman, arah dan titik akhir dari suatu penelitian. Karena itu dalam penelitian inipun juga mempunyai tujuan yang tentunya sesuai dengan rumusan masalahnya, yaitu :
1. Ingin mengetahui pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
2. Ingin mengetahui peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
3. Ingin mengetahui faktor penunjang dan penghambat implementasi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.

D. MANFAAT PENELITIAN
Setelah penelitian ini selesai dan tujuannya tercapai, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang ilmiah tentang manajemen pendidikan yang baik. Selain itu juga diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dalam pemecahan masalah (problem solving) yang dihadapi dalam dunia pendidikan pada umumnya dan SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura pada khususnya.
Dengan mengadakan penelitian ini, bagi peneliti akan dapat memberikan bekal informasi, baik melalui kajian teoritis, pustaka maupun melalui bentuk empirik. Terutama dalam menghadapi mellenium III dan era pasar bebas ini, setiap individu dituntut untuk senantiasa mengembangkan kualitas diri agar mampu menyesuaikan dan mengantisipasi perkembangan zaman dengan tuntutan masyarakat yang semakin kompleks.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Agar mudah dalam melakukan penelitian ini dan dapat dilakukan lebih mendalam, maka tidak semua variabel diambil untuk diteliti. Maka yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut :
1. Pelaksanaan manajemen pendidikan yang diapliasikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, baik dari aspek kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana prasarana, dan aspek hubungan dengan masyarakat (humas).
2. Faktor penunjang dan penghambat implementasi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, baik dari aspek kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana prasarana, dan aspek hubungan dengan masyarakat (humas).
3. Peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.

F. PENEGASAN JUDUL
Untuk menghinari adanya kekeliruan dalam pembahasan skripsi ini, maka di sini akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul yang dianggap perlu.
1. Manajemen
Manajemen adalah berarti mengatur, dalam mengatur sesuatu tentunya ada obyek yang diatur, ada proses dan ada pula tujuan pengaturan.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah aktivitas yang dengannya seseorang dapat berusaha mendapatkan pengalaman dan latihan-latihan yang akan menjadikan setiap tugas masa depannya akan lebih baik dan sempurna.
3. Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan adalah kegiatan memimpin, mengatur dan mnegarahkan watak personal, kerjasama dan fasilitas secara efektif dan efisien dalam interaksi beljar mengajar agar tujuan pendidikan tercapai.
Jadi kesimpulan dari peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura adalah ketertiban atau keikutsertaan dalam pengaturan dan pengaruh terhadap watak personal, kerjasama dan aktivitas, fasilitas secara efektif dan efisien dalam interaksi PBM agar tujuan pendidikan tercapai.

G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian hanya satu lembaga pendidikan, yakni SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, dan yang diteliti adalah pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura meliputi manajemen kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana prasarana, dan aspek hubungan dengan masyarakat (humas).
Selain itu juga mengenai faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, dan bagaimana peranan manajemen pendidikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
Obyek ini dilihat lebih secara material (obyek primer). Disamping itu, juga dilihat secara formal, yaitu menyangkut sistem pendidikan yang dikembangkan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.

2. Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah model penelitian kualitatif (Qualitative research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau dengan cara-cara lain dari kuantitatif (pengukuran) (Anselm S dan Juliet C, 1997 : 11).
3. Pendekatan dan Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan ole penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan diskriptif kualitatif (Qualitative Discriftive Approach) untuk dapat memahami pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura dalam rangka peningkatan kualitas pendidikannya dan dalam rangka untuk memahami sistem pendidikan yang dikembangkan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura secara keseluruhan.
b. Metode Penelitian
Karena hanya satu lembaga dengan beberapa variabel saja yang diteliti, maka metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (Case Studini) yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari dengan intensif latar belakang, serta interaksi lingkungan dalam gambaran unit-unit sosial untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari suatu kasus atau studi dari individu yang kemudian dari sifat-sifat di atas akan dijadikan yang bersifat umum (Nazir, 1988 : 66).
Dalam penelitian ini, metode kasus yang digunakan untuk mengetahui secara mendetail tentang latar belakang, sifat sertakarakter-karakter yang khas dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura. Kemudian akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum dalam hal ini adalah sistem pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
4. Jenis, Sifat dan Sumber Data
Dengan demikian jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif, baik yang bersifat tekstual maupun factual. Adapaun dalam penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber, antara lain :
a. Sekolah (dokumen)
b. Kepala Sekolah
c. Guru
d. Karyawan, dan
e. Siswa

5. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
a. Teknik Pengumpulan Data
1). Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu studi yang sistematik dan yang dipertimbangkan dengan baik melalui “mata” kejadian-kejadian spontan pada saat mereka terjadi (Winardi, 1986 : 96). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :
a) Struktur Organisasi SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura
b) Kondisi fisik SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura
c) Suasana kerja kepala sekolah, dewan guru dan karyawan
d) Suasana aktivitas proses belajar mengajar (PBM)
2). Metode Interview
Metode interview adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab kepada responden secara lisan, yang terdiri dari dua orang atau lebih, berhadap-hadapan secara fisik (Sutrisni Hadi, 1990 : 192). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :
a) Latar belakang berdiri dan sejarah perkembangan SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
b) Pelaksanaan manajemen pendidikan dan proses belajar mengajar di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
c) Faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
Adapun responden dalam interview ini adalah kepala sekolah beserta koordinator bidang dan para karyawan dan sebagian siswa.
3). Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan dan mengenai hal-hal atau variabel tertentu yang berupa catatan, buku, transkrip, surat, agenda dan sebagainya (Auharsimi Arikunto, 1991 : 131).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :
a) Keadaan jumlah personal yang ada
b) Sumber dana dan pengelolaannya
c) Jumlah fasilitas yang dimiliki
d) Struktur organisasi dan pembagian kerja personalnya, dan sebagainya.
b. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, data tersebut disusun atau dikelompokkan secara logis kemudian dianalisa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik reflective thinking, yaitu teknik menganalisa data dengan pemikiran secara teliti, logis, sistematis terhadap semua data yang dikumpulkan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, kategorisasi dan menginterprestasi melalui teknik analisis kualitatif, tidak dengan teknik statistik.
Metode analisis kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi atau sifat sesuatu, misalnya : cukup, sedang, kurang dan lain-lain (Amirman Y dan Zainal A, 1993 : 46).
c. Metode Deduksi
Yang dimaksud dengan metode deduksi adalah suatu proses berpikir yang didasarkan atas dasar rumusan-rumusan yang bersifat umum kemudian ditarik pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus (Sutrisno Hadi, 1967 : 32).
d. Metode Induksi
Yang dimaksud dengan metode induksi adalah suatu proses berpikir yang didasarkan atas dasar rumusan-rumusan yang bersifat khusus kemudian ditarik pada suatu kesimpulan yang bersifat umum (Sutrisno HAdi, 1967 : 42).
e. Metode Komparatif
Sedangkan yang dimaksud dengan studi komparatif adalah penyelidikan diskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisis tentang hubungan-hubungan sebab-akibat, yakni meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor yang lain (Winarno S, 1990 : 143).

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara garis besarnya, pembahasan skripsi ini terbagi dalam dua bagian, yaitu pembahasan teoritis sebagai kerangka acuan yang disusun melalui pengkajian teori-teori yang digunakan, dan pembahasan empiris sebagai upaya mencari jawaban terhadap variabel-variabel yang diteliti.
Keseluruhan pembahasan dalam skripsi ini menjadi empat bab berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, dalam bab ini dimaksudkan agar pembaca sudah mendapat gambaran secara global dari isi skripsi ini. Oleh karena itu dalam bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan dan ruang lingkup penelitian, penegasan judul, metodologi penelitian yang memuat tentang obyek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, sifat dan sumber data, teknik pengumpulan dan analisis data serta metode pembahasan, yang kemudian diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab ini sebagai pangkal tolak ukur dalam melakukan kasus dan penulisan skripsi.
BAB II berisi tentang kajian teoritis dari berbagai macam teori yang menjadi dasar yang memperkokoh dan menguatkan pokok-pokok pikiran di atas. Pembahasannya meliputi konsep dasar manajemen pendidikan yang terdiri dari arti dan tujuan manajemen pendidikan, unsur-unsur manajemen pendidikan dan fungsi manajemen pendidikan yang berkualitas meliputi pembahasan kualitas pengelolaan/manajemen, kualitas proses dan kualitas hasil. Bab ini berfungsi sebagai acuan dan landasan dasar dalam melakukan penelitian dan hasil laporannya.
BAB III merupakan bab yang membahas tentang penyajian empiris yaitu penyajian tentang hasil penelitian di lapangan yang meliputi latar belakang obyek, juga penyajian dan analisis data, berisi pelaksanaan manajemen pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura, faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan manajemen pendidikannya, dan peranan manajemen pendidikan dalam peningkatan kualitas pendidikan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura tersebut. Bab ini berfungsi untuk melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN Patar Selamat III Kecamatan Sangkapura.
BAB IV merupakan bagian akhir atau penutup dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan realita hasil pendidikan, serta lampiran-lampiran untuk melengkapi hasil penelitian.

Twitter, YouTube dan Viral Marketing

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On 0 komentar

Judul lagu berirama dangdut disko itu agak aneh : Keong Racun. Namun lagu aneh yang dinyanyikan dua wanita muda dari kota Bandung ini sudah seminggu terakhir mengharu biru jagat twitter global. Video klip-nya yang amatiran di YouTube sudah ditonton oleh lebih dari 1,5 juta kali (lagunya sendiri asyik; waktu mendengarnya di Youtube, saya cuman bisa senyam-senyum sendirian).

Mendadak sosok dua perempuan muda yang culun itu melambung. Hanya melalui medium twitter dan youtube, dua anak muda yang tadinya bukan siapa-siapa sekejap menjadi “special people”. Para ahli komunikasi menyebut fenomena ini sebagai “social media effect”. Orang pemasaran menyebutnya “viral marketing”.

Viral marketing mungkin dapat diartikan sebagai proses pemasaran yang menjalar dalam waktu sekejap. Dan proses ini menjadi sangat mungkin terjadi lantaran merebaknya beragam social media site, semacam Youtube, Twitter, Facebook ataupun Kaskus.

Jika diracik dengan jeli, proses viral marketing ini bisa menjadi alat pemasaran yang ampuh, dan ini dia, biayanya praktis mendekati zero. Sebab yang aktif menjadi pelaku adalah para “netizen (atau twitterian, facebooker, kaskuser, atau youtuber”) yang dengan sukarela mempromosikan sebuah produk yang sedang digodok – persis seperti kisah melejitnya lagu Keong Racun itu.

Berangkat dari kisah semacam itu, kita membayangkan mestinya para netizen (khususnya para twitterian) bisa membangun viral marketing yang membawa nama brand Indonesia di jagat internasional.

Seperti yang kita ketahui, dalam Twitter terdapat menu trending topic (atau kata kunci yang lagi hot) dan selalu dipasang di halaman pertama mereka; sehingga pasti dibaca ratusan juta pengguna Twitter di seluruh jagat. Prestasi para twitterian dari Indonesia sungguh ndak main-main. Berkali-kali mereka bisa mengusung kata kunci khas Indonesia dalam trending topics di Twitter. Terakhir ya itu tadi, kata kunci : Keong Racun. Kata kunci aneh ini nangkring di trending topic nomer satu (!) di Twitter selama tiga hari; jadi semua orang di seluruh dunia bengong : what the hell Keong Racun is ?

Keberhasilan para twitterian dari Indonesia mengusung kata menjadi trending topic disebabkan alasan yang simpel : jumlah pengguna twitter dari tanah air sekitar 6 juta — termasuk tertinggi di dunia. Dan satu lagi, twitterian tanah air rajin berceloteh, heboh, dan memiliki solidaritas yang kental. Maksudnya, jika ada satu orang bicara mengenai lagu Keong Racun, maka ribuan pengguna lainnya segera nimbrung dan membicarakan hal yang sama. Inilah yang menjelaskan mengapa kata kunci aneh itu mendadak melambung menghiasi halaman muka Twitter.

Cuman sialnya, kata-kata yang terangkat menjadi trending topic sering kata yang ndak bermutu (kata Keong Racun bermutu ndak ya?). Sebelumnya lebih konyol, yakni kata : Ariel Peterporn. Ndak tanggung-tanggung, kata kunci aneh itu nampang nomer satu selama empat hari di Twitter (inilah yang membuat Paris Hilton dan Lady Gaga ngebet ingin berkenalan dengan Ariel ).

Nah bayangkan, betapa harumnya nama Indonesia, jika kata yang diangkat menjadi trending topic adalah kata magis seperti : VisitBorobudurTemple atau WearBatikIndonesia atau sejenisnya. Dan setiap tweet yang muncul selalu disertai dengan link ke YouTube yang menampilkan video tentang keindahan Candi Borobudur atau kehebatan para perajin batik dari tanah air.

Saya percaya, dengan spirit solidaritas yang kental dan kehebohan para twitterian dari tanah air, kata kunci magis seperti itu bisa dengan mudah nangkring di peringkat pertama trending topic Twitter; dan nampang berhari-hari di halaman muka situs ini. Jika itu terjadi, dalam sekejap jutaan pengguna twitter dan youtube di seluruh dunia bisa segera mengenal dan tertarik datang ke Indonesia. Sungguh sebuah promosi yang ampuh, dan murah meriah.

Bagaimana caranya itu terjadi? Relatif mudah saya kira. Cukup dengan mengumpulkan para twitterian tanah air yang punya banyak followers (seperti Sherina, Dewi Lestari, Adri Subono, Wimar Witoelar, dan lainnya) dalam sebuah event. Lalu tampilkan kampanyenya di media seperti Detik.com dan Kompas.com atau Kaskus. Ambil momen tertentu sebagai targetnya, misal : pada tanggal 17 Agustus, semua twitterian tanah air beramai-ramai nge-tweet dengan disertai #WeAreProudToBeIndonesian. Akan lebih mak nyus, jika tweet-tweet ini disertai dengan link ke Youtube yang menampilkan video tentang panorama negeri Indonesia yang elok dengan pohon kelapa yang nyiur melambai.

Jika itu terjadi, maka pada tanggal 17 Agustus 2010 (atau entah tahun kapan), kata kunci #WeareProudtoBeIndonesian akan muncul menjadi top trending topic. Dan itu artinya ratusan juta pengguna Twitter di seluruh dunia akan tahu bahwa kita bangga menjadi orang Indonesia.

Selamat bulan Agustus teman. Semoga kita semua tetap bangga dengan negri tercinta Indonesia.

Aksi Pong Bentuk Kegelisahan Rakyat

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On 0 komentar

JAKARTA--MI: Terakhir, atap kura-kura Gedung DPR-RI sempat diduduki mahasiwa pada hari-hari terakhir menjelang lahirnya Orde Reformasi, 10 Mei 1998.

Berselang 12 tahun, atap gedung yang sering digunakan untuk mengadakan rapat paripurna tersebut, kembali diduduki oleh rakyat yang 'gerah' ingin menyampaikan suara. Dan kali ini tidak butuh beribu-ribu orang, cukup satu orang yang dengan aksinya mampu mewakili cerminan kegelisahan rakyat atas ketidakbecusan kerja pemerintah.

Sendirian, Pong Harjatmo mulai manaiki atap hijau tersebut. Sekitar pukul 12.00 siang, tepat di tengah atap, dengan mengenakan kemeja putihnya, aktor kawakan tersebut mulai mencorat-coret atap tersebut dengan cat semprot berwarna merah. Hasil coretan pun terlihat, bertuliskan JUJUR ADIL TEGAS.

"Hari ini saya habis mencoret-coret atap gedung DPR. Ini sebagai shock treatment bagi para pemimpin rakyat itu. Saya kesal melihat pemerintah yang tidak becus bekerja," ungkap Pong saat diwawancara di kantor Media Indonesia seusai melakukan aksinya, Jakarta, Jumat (30/7).

Dirinya mengaku sudah mencapai puncak kekesalan terhadap Pemerintah. Salah-satu pemicunya yaitu melihat kelakuan negatif para wakil rakyat yang duduk di kursi DPR-MPR RI.

"Belum setahun bertugas sudah sering absen. Gaji tetap penuh, tapi disiplinnya tidak ada," cetusnya.

Belum lagi, lanjutnya, sikap pemerintah yang selalu mengambangkan berbagai masalah. Dimana, banyak kasus yang tidak cepat dituntaskan seperti halnya kasus Century, yang makin hari makin tidak jelas. "Kejujuran, Keadilan dan Ketegasan makin hari makin hilang," ujarnya.

Pong mengungkapkan bahwa yang paling menyedihkan adalah melihat nasib janda-janda pahlawan yang diperkarakan pengadilan. Ditambah, kasus gas 3 kilogram yang banyak memakan korban dan menyebarkan teror di masyarakat, yang tidak lain dan tidak bukan merupakan hasil dari ketidakberesan pemerintah mengimplementasikan kebijakannya.

"Saya sangat miris melihat janda pahlawan yang diperkarakan. Belum lagi gas tiga kilogram yang meledak sana-sini, yang memakan banyak korban. Itu sama saja menyebarkan teroris dimana mana," katanya.

Saat ini, berbagai bentuk suara rakyat sudah tidak dihiraukan oleh pemerintah. Baik demo rakyat maupun sindiran di berbagai media masa dan elektronik pun hanya angin lalu bagi pemerintah. Itulah yang membuat Pong memilih untuk menunjukkan aksinya dengan cara mencorat-coret atap tersebut.

"Bicara tidak didengar, menulis juga tidak didengar, sentilan-sentilan di acara-acara TV hanya dinikmati saja. Ya sudah, saya coret saja parlemen tertinggi itu agar didengar. Dengan ini akan langsung menyindir mereka," katanya.

Dalam aksinya tersebut, Pong sempat ditangkap oleh Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR. Namun, ia pun dibebaskan dengan syarat tidak boleh corat-coret lagi dan mengganti kerugian biaya cat.

Menurutnya, aksi nekatnya ini dinilai tidak akan merugikan bangsa dan negara. Gerakannya murni ingin menyampaikan apa yang juga dirasakan oleh rakyat banyak. Diharapkan rakyat akan termotivasi, dan pemerintah berkaca diri dan cepat memperbaiki diri mereka.

"Saya bukan menghujat, menginjak foto presiden atau membakar bendera Merah-Putih. Anjuran saya hanya itu, kalau jadi pemimpin harus jujur, adil dan tegas, itu saja. Insya Allah rakyat mendukung saya." (*/OL-2)