Blognya Anak ManaGemenT

Sejarah Suku Lampung

Posted by Naziri Andanta (Mekhanai Kesih) On Minggu, 25 Juli 2010 0 komentar

Suku bangsa Lampung konon berasal dari Skala Brak, yang sekarang merupakan bagian wilayah kecamatan Belalau, kabupaten Lampung Utara. Asal kata “Lampung” sendiri konon berasal dari kata “terapung” yang berkaitan dengan turunnya dari langit tokoh ternama ‘Si Lampung Ratu Bulan’. Pendapat lain menghubungkan kata itu dengan ucapan “to-lang-p’ao-whang” yang ada dalam catatan Cina. Akhirnya ucapan “to-lang-p’ao-whang” berubah menjadi Lampung.

DESKRIPSI LOKASI

Suku Lampung adalah suku yang menempati seluruh provinsi Lampung dan sebagian provinsi Sumatra Selatan bagian selatan dan tengah. Suku bangsa Lampung dibedakan menjadi 2 sub-suku bangsa yakni Lampung Pepadun, dan Lampung Peminggir. Lampung Pepadun berada di kecamatan kota Bumi, Abung Barat, Sukadana, Terbanggi Besar, Gunung Sugih. Sedangkan, Lampung Peminggir berada di daerah Labuhan Meringgai, Liwa, Kenali, Pesisir, Cukuh Balak, Talang Padang, Kotaagung, Wonosobo.

UNSUR BUDAYA :

A. BAHASA
Bahasa orang Lampung disebut behasou Lampung atau umung Lampung atau cewo Lampung. Bahasa ini dibagi menjadi 2 logat yakni :
1. Logat Lampung Belalau, terbagi lagi menjadi :
a. logat Jelma Doya,
b. Pemanggilan Peminggir,
c. Melinting Peminggir
d. Pubian.
2. Logat Lampung Abung, terbagi lagi menjadi :
a. Sub dialek Abung
b. Sub dialek Tulang bawang.
Orang Lampung juga memiliki aksara sendiri yang disebut surat Lampung.

B. PENGETAHUAN
Pada masa lalu orang Lampung telah mengenal pola perkampungan yang menyebar disepanjang aliran sungai. Orang Lampung juga telah memiliki aksara sendiri. Selain itu, mereka juga sudah mengenal bangunan semacam lumbung disebut “walai” atau “balai” untuk menyimpan bahan makanan pokok.

C. TEKNOLOGI
Pada masa lalu, orang Lampung telah memiliki keris yang disebut emas wai besi yang dipakai khusus oleh golongan bangsawan pada masyarakat Lampung Pepadun.

D. RELIGI
Orang Lampung merupakan pemeluk agama Islam. Tetapi walaupun dikenal sebagai pemeluk agama Islam, di kalangan masyakarat Lampung masih berkembang sisa-sisa kepercayaan lama yang mereka sebut kepercayaan pada Zaman Tumi. Mereka juga mempercayai makhluk-makhluk halus dan benda-benda kuno dengan kekuatan saktinya. Sehubungan dengan kepercayaan ini, mereka mengenal berbagai upacara adat dengan berbagai sesajian sebagai pelengkapnya.

E. KESENIAN
Orang Lampung dikenal sebagai penghasil kain tenun tradisional (tapis) dengan motif hiasan yang indah. Pada masa lalu, kain tapis ini hanya digunakan pada upacara perkawinan atau upacara adat lainnya. Bentuk kesenian lainnya yaitu jenis tari-tarian yang dikembangkan untuk kebutuhan upacara-upacara adat, misalnya tari sambai, tari kipas, dan sebagainya. Mereka juga memiliki alat-alat musik miasalnya, gendang, kulintang, talo, dan serdam (suling bambu).

F. MATA PENCAHARIAN
Orang Lampung pada umumnya hidup dari bercocok tanam. Dahulu, mereka mengerjakan ladang (umbulan) dengan sistem perladangan berpindah-pindah. Hasil pertanian yang terkenal antara lain kopi, lada, karet, dan cengkeh. Selain bercocok tanam, sejak dulu orang Lampung sudah mengenal usaha peternakan binatang yang diternakkan meliputi kerbau, sapi, kambing, dan unggas.

G. ORGANISASI SOSIAL
Ø Perkawinan Bentuk perkawinan masyarakat Lampung dibedakan atas 2 bentuk, yaitu
1. Perkawinan biasa. Dalam perkawinan biasa seorang istri dan anak-anaknya menjadi anggota kelompok suaminya. Sebagai gantinya, suami diwajibkan memberikan mas kawin dan uang jujur (uang jojoh).
2. Perkawinan semanda. Dalam perkawinan ini, pihak keluarga laki-laki tidak membawa uang jujur, tetapi sang suami dan anak-anaknya menjadi anggota keluarga sang istri.
Selain itu, dalam perkawinan pada masyarakat Lampung, ada larangan kawin antara orang-orang yang tidak sederajat.

Ø Kekerabatan
Prinsip penarikan garis keturunan orang Lampung bersifat patrilineal. Pada masyarakat Saibatin pengelompokan dalam satu kampung membentuk sebuah klen kecil yang disebut sebatin yang terbentuk atas dasar keturunan atau perkawinan. Secara umum anak laki-laki tertua dari keturunan yang lebih tua mempunyai kedudukan istimewa, yaitu sebagai ahli waris keluarganya.

Ø Sistem kemasyarakatan
Pada masyarakat Lampung Saibatin, pemimpin Saibatin disebut penyimbang sebatin. Sedangkan pada masyarakat Lampung Pepadun, dipimpin oleh penyimbang tiyuh. Beberapa tiyuh tergabung menjadi satu kesatuan lebih besar disebut buay atau kebuayan. Pada masyarakat Lampung Pepadun berlaku hukum adat yang didasarkan pada Piagam Adat Lampung Siwo Migo. Pelanggaran terhadap ketentuan adat dikenai sanksi berupa denda atau keharusan melaksanakan upacara adat.

NILAI-NILAI BUDAYA

Ø Sakai Sambayan adalah gotong royong, tolong menolong.
Ø Pi’il Pesenggiri adalah harga diri, perilaku, sikap hidup.
Ø Nemui Nyimah adalah murah hati, dan ramah tamah terhadap semua.
Ø Nengah Nyappur adalah membuka diri dalam pergaulan.
Ø Bejuluk Beadek adalah saling menghormati.

ASPEK PEMBANGUNAN

Pada masa lalu, masyarakat Lampung mengenal adanya pembagian pelapisan sosial. Tetapi dengan berjalannya waktu, sistem pelapisan sosial ini mulai berubah. Kalangan rakyat biasa dapat tampil menjadi pemimpin dan memegang kekuasaan. Orng Lampung juga sangat menghormati dan mematuhi hukum adat yang berlaku sebagai cerminan tingkah laku di jaman modern saat ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Mohom Komentar nya yA temAn.....

Karena sayA jugA masih Tahap Belajar....

Thanks 4 ALL